Sabtu, 16 November 2013

Televisi, Mari Kita Bentengi dengan Kearifan Lokal Asli Indonesia

Dalam era digital ini Televisi sangatlah memberikan suatu dampak yang sangat berguna bagi masyarakat. Kita bisa melihat wajah orang-orang di luar sana dengan hanya menyalakan televise di rumah kita. Seolah kita bisa melipat dimensi ruang di era serba digital ini.  Kit
a bisa meliahat jogja, jakarata, bali, bahkan seluruh dunia ini, kita bisa belajar pula hanya dengan melihat televise. Kita juga bisa melihat wajah presiden kita dan mengkritiknya yang mana tidak bisa kita lakukan jika kita masih berada dalam masa kerajaan di masa dahulu. Dan masih banyak lagi hal yang kita bisa kita ambil dari televise ini.
Namun tidak bisa dipungkiri bahwa televise memberikan pula dampak yang negative bagi masyarakat saat ini, mari kita analisa:
1.      1.  Kepentingan sepihak (settingan politik)
Televisi sebagai media massa digital kini seolah menjadi media kampanye yang dirasa efektif bagi yang memiliki media. Banyak tokoh-tokoh politik yang dirasa menjadikan media televisi ini sebagai tempat pencitraan diri.
2.      2.  Pendidikan kurang
Tayangan yang ada pada televisi, khusunya di Indonesia dirasa kurang ada tayangan yang mendidik, bangak tayangan yang lebih mengandung hiburan remaja, politik dan hiburan-hiburan yang kurang bermanfaat lainnya. Pendidikan akan anak-anak dirasa masih sangat kurang. Dan pengenalan akan budaya asli Indonesia sendiri dirasa sudah sangat jarang ditayangkan.
3.     3.   Pengenalan budaya asing
Mari kita melihat budaya asli Indonesia, pakaian Indonesia yang serba tertutup, dengan kesopanannya, dengan lemah lembutnya wanita Indonesia. Dan mari kita melihat tayamngan film Indonesia yang biasa kita tonto. Hot pen, tenk top yang mana itu bukanlah kultur yang ada di Indonesia sendiri. Jika kita melihat pada tayangan yang ada di I ndonesia kini, banyak wanita Indonesia mengenakan pakaian sedemikian tanpa ada rasa malu, dan jika kita analisa lebih dalam berdampak pula pada anak-anak yang menontonnya.
4.       4. Perubahan gaya hidup
Saya (penulis) adalah orang yang sangat suka menonton FTV, dengan produk-produk FTV Indonesia yang saya rasa berkualitas. Namun jika kita melihat lebih detail, FTV Indonesia lebih sering mengguanakan Bali dan Joga sebagai latar tempat, mungkin ini adalah baik. Tapi jika kita melihat, sebenarnya hal yang ditampilkan dalam FTV tersebut tidaklah sesuai dengan budaya asli orang JOgjga dan Bali, hal yang ditampilkan dalam FTV cenderung memperlihatkan sikap Hedonisme. Dan ini bisa saja sangat berpengaruh terhadap masyarakat yang menontonnya.
5.       5. Pergeseran nilai
Jika melihat dari segi tayangan, pergeseran nilai mulai terjadi di televise jika kita bandingkan dengan tayangan televise jaman dulu. Coba kita melihat salah satu stasiun televisi swasta, yang mana selalu mebicarakan akan kejelekan Indonesia, selalu berdiskusi yang saya rasa tidak pernah menemukan ujungnya. Padahal masih banyak kebaikan yang ada di I ndonesia ini dari pada selalu membicarakan kejelekannya.

Jika melihat kondisi yang ada sekarang ini solusi yang bisa diberikan adalah dengan kembali memperkuat “Kearifan LOkal” asli Indonesia sendiri, sebagai benteng akan nilai-nilai negative yang ditimbulkan oleh perkembangan teknologi khususnya televise itu sendiri, yang mana kita bisa lakukan dengan metode sebagai berikut:
1.       1. Lembaga Pendidikan
Pencegahan yang bisa memfilter teknologi khusunya televisi adalah dengan penanaman nilai-nilai, yang man bisa dilakukan oleh lembega pendidikan baik pendidikan formal maupun non formal. Pada lembaga pendidikan ini seharusnya ditanamkan akan kearifan local asli Indonesia yang harus dijaga dengan baik, karena itu adalah asset Bansa Indonesia sendiri.
2.       Pengembangan Desa
2. Dari segi daerah, masyarakat desa lah yang masih menjaga kultur kearifan local asli Indonesia. Maka dari itu perlu ada suatu benteng pencegahan agar masyarakat desa masih menjaga eksistensi terhadap nilai-nilai dalam hidup bermasyarakat.

Perkembangan Teknologi khusunya televisi memberikan banyak hal positif dalam kehidupan kita, namun tidak bisa dipungkiri masih banyak hal yang perlu kita jaga akan sisi negativnya. Mari kembali ke nilai-nilai akan Budaya Asli Indonesia, akan kearifan local kita, dan nilai-nilai Pancasia khusunya

mari Jaga Budaya Indonesia, Reog Ponorogo, tari Saman, Batik dan kekayaan asli Indonesia lainnya..
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar